Keputusan Tersulit Dalam Hidup
Setiap manusia pasti pernah merasakan galau karena dihadapkan pilihan yang sangat sulit baginya. oleh karena itu disini saya juga ingin sedikit curhat tentang pengelaman saya ketika merasakan kegalauan itu.
ini berawal dari akhir masa SMA saya. kegalauan itu berasal saat saya harus memliih Fakultas demi melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. kenapa saya galau? karena waktu itu saya dihadapkan 2 pilihan :
- Fakultas Kedokteran. saya sangat ingin masuk ke Fakultas tersebut karena cita-cita saya sejak saya masih di bangku TK adalah menjadi dokter. setiap motivasi untuk mendapatkan nilai yang baik berasal dari itu (meskipun nilai saya jelek terus wkwk). tetapi kendala yang sangat membuat saya pusing adalah biaya untuk mengikuti perkuliahan di Fakultas Kedokteran, semua orang pasti tahu itu. orang yang masuk ke Fakultas tersebut minimal uang orang tua-nya banyak, yaa kalau tidak memang harus pintar dan mendapatkan beasiswa di Fakultas Tersebut. saya galau karena saya orang yang hanya punya sebuah mimpi, tetapi tidak pintar dan saya sadar keuangan keluarga saya biasa-biasa saja.
- Fakultas Farmasi. pilihan ini adalah datang sebagai alternatif pilihan pertama saya. pilihan ini mempunyai dasar ilmu Kimia yang lumayan tinggi. saat masih SMA mata pelajaran Kimia adalah mata pelajaran favorit saya dan nilai saya cukup baik.
lalu setelah menerima kekecewaan tersebut orang tua saya menganjurkan untuk masuk ke Universitas saya saat ini yaitu Universitas Gunadarma, saya mengikuti anjuran orang tua saya karena sebelumnya saya berjanji kepada mereka jika saya tidak lulus saya akan masuk ke Universitas mana saja yang mereka inginkan. awalnya saya heran karena di Universitas Gunadarma merupakan Universitas yang mempunyai dasar Ilmu Komputer. saya tidak mempunyai minat awalnya, lalu saya coba untuk mengikuti test masuk Jurusan Sistem Informasi dan saya lulus. tetapi tiba-tiba ada orang yang menelpon saya dan menawarkan beasiswa ke Jerman. saat saya mendengarkan bahwa mereka dari organisasi yang pernah datang ke sekolah saya dan banyak kakak kelas saya waktu SMA yang ke luar negeri memang mendapatkan beasiswa dari organisasi tersebut, saya terkejut dan sangat senang awalnya. saat saya membicarakan kepada orang tua saya, mereka tidak setuju meskipun mereka bilang "hajar aja kalau mau", saya tahu karena terlihat dari raut wajah mereka. itu semua karena kendala keuangan keluarga saya, untuk mendapatkan beasiswa tersebut saya harus memberikan uang dengan jumlah yang sangat besar, itu sebagai jaminan kesehatan, les bahasa Jerman, dll. kembali saya harus mengalami kekecewaan, dan saat itu saya benar-benar mengubur mimpi saya dalam-dalam untuk menjadi dokter.
setelah mengikuti perkuliahan di Universitas Gunadarma Jurusan Sistem Informasi, saya mulai mempunyai minat. karena pelajaran yang diajarkan sejalus dengan jurusan saya waktu saya saat SMA, dan banyak teman-teman yang menyenangkan disana.
0 Kritik & Saran:
Posting Komentar